SALING SESAT MENYESATKAN SESAMA SALAFI SUDAH TERJADI SECARA TURUN TEMURUN OLEH ULAMA MEREKA
Menolak lupa, mengungkit sejarah...
Sesama Salafi Wahhabi Saling Menyerang dan saling menyesatkan sudah terjadi sejak dulu diantara mereka bisa kita lihat,
1. Syekh Hamud at-Tuwijri Menyebut Syekh al-Albani Pelaku Ilhad (Sesat)
Syekh al-Albani mengaku bahwa Syekh Hamud at-Tuwijri Ulama Salafi Riyadh menuduhnya
telah melakukan Ilhad,
ونسبني بسبب مخالفتي إياه الالحاد
"Dia (Syekh Hamud at-Tuwijri) menisbatkan saya (Syekh al-Albani) kepada Ilhad karena saya berbeda pendapat dengannya".
[Syekh Nashiruddin al-Albani, ar-Radd al-Mufhim, hal.48.]
2. Syekh DR.Safar al-Hawaly Menyebut al-Albani Golongan Murji’ah
"Sangat disayangkan bahwa sebagian ulama hadits kontemporer yang berpegang teguh dengan manhaj Salafushshalih telah mengikuti orang-orang Murji’ah dalam berpendapat bahwa amal hanyalah syarat sempurna saja (bagi keimanan). Mereka menisbatkan itu kepada Ahlussunnah
waljama’ah sebagaimana yang dilakukan sebagian mereka yang telah kami sebutkan di atas. Saya tidak mengerti, mengapa mereka setuju dengan orang-orang Murji’ah dalam masalah yang besar dari masalah ‘Aqidah yang dijelaskan dalam al-Qur’an dan Sunnah serta Ijma’ Salaf. Telah banyak ungkapan kalangan Salaf tentang kecaman terhadap orang-orang yang berbeda pendapat dalam masalah ini, mereka disebut sebagai pelaku bid’ah dan sesat -sebagaimana yang telah
kami sebutkan-. Padahal mereka itu sangat menjauhkan diri dari orang-orang Murji’ah, bahkan mereka sangat menentang Murji’ah dalam perkara yang lebih ringan daripada masalah ini, bahkan dalam masalah-masalah yang bukan masalah akidah sama sekali. Jika masalah seperti ini terampuni bagi seorang ulama besar ahli ijtihad namun dapat menyebabkan lautan kebaikan dan
keutamannya menjadi sia-sia. Maka tidak terampuni bagi para penuntut ilmu yang mengikutinya dalam masalah tersebut. Semoga Allah Swt memberikan hidayah kepada saya dan mereka ke jalan kebenaran. Lihat Risalah Hukm Tarik ash-Shalat karya Syekh al-Albani, halaman 42. "
[Syekh DR.Safar al-Hawaly, Zhahirat al-Irja’, hal.350]
3. Fatwa al-Lajnah ad-Da’imah li al-Buhuts al-‘Ilmiyyah wa al-Ifta’
Lembaga resmi pemerintah Saudi Arabia ini mengeluarkan fatwa Bahwa Syekh Ali Hasan al-Halabi seorang berfaham Murji’ah dan batil.
[Lihat fatwa al- al-Lajnah ad-Da’imah li al-Buhuts al-‘Ilmiyyah wa al-Ifta’, tentang kitab Syekh AliHasan al-Halabi, seorang Salafi-Wahhabi Yordania, murid Syekh al-Albani, berjudul at-Tahdzir min Fitnah atTakfir dan kitab Shaihat an-Nadzir, juz.II, hal.137-139.
226]
Akan tetapi Syekh Ali Hasan al-Halabi tidak dapat menerima tuduhan itu, maka ia menulis buku membantah fatwa al-Lajnah ad-Da’imah berjudul al-Ajwibah al-Mutala’imah ‘ala Fatwa al Lajnah ad-Da’imah (jawaban-jawaban yang layak terhadap fatwa al-Lajnah ad-Da’imah).
Seorang dosen Universitas Umm al-Qura bernama DR.Ahmad Umar Bazamul pula mengkritik Syekh Ali Hasan al-Halabi dengan buku berjudul Shiyanah as-Salafi min Was-wasah wa Talbisat Ali al-Halaby (pemeliharaan seorang Salafi dari keraguan dan kepalsuan Ali al-Halabi). Anehnya, buku Syekh Ali Hasan al-Halabi berjudul at-Tahdzir min Fitnah at-Takfir yang dilarang al-Lajnah ad-Da’imah itu diberi kata pengantar dan komentar oleh Syekh Ibnu Baz dan Syekh Ibnu ‘Utsaimin.
Intinya, ketika tidak ada lagi yang perlu dibid’ahkan, maka mereka pun saling membid’ahkan satu sama lain, dan saling membela terhadap fahamnya masing-masing,
sudah semacam hoby yang mesti disalurkan. Padahal kaum muslimin di Palestina membutuhkan pertolongan, mereka tetap saja sibuk dengan bid’ah membid’ahkan, sesat menyesatkan sesama mereka.
Syekh ‘Abd al-Muhsin bin Hamd al-‘Abbad al-Badr seorang ulama Salafi-Wahhabi moderat merasa resah melihat pertikaian diantara mereka, maka ia menulis satu kitab berjudulRifqan Ahl as-Sunnah bi Ahl as-Sunnah (Sikap Lembut Ahlussunnah Terhadap Ahlussunnah
kitab ini mengajak para Salafi-Wahhabi yang bertikai agar kembali ke jalan yang benar.
Dalam buku ini beliau ada menulis satu sub judul: [حفظ اللسان من الكلام الا في خير] (menjaga lidah agar tidak berbicara melainkan pada kebaikan). Ini respon terhadap Salafi-Wahhabi yang kasar.
Semoga mereka kembali ke jalan yang benar, amin ya Robbal’alamin.
Jika ada jamaah yang bertanya,
“Mengapa ustadz-ustadz Salafi-Wahhabi itu mudah sekali menghina dan membodoh-bodohkan orang lain yang tidak sefaham dengan mereka?”.
Setelah membaca teks di atas, dapatlah kita fahami, bak kata pepatah, “Bila guru kencing berdiri, maka murid kencing berlari”.
Wallahu a’lam
Tags:
INFORMASI